Kemiskinan di Indonesia (Perekonomian Indonesia 1)
Kemiskinan
di Indonesia
Secara etimologis
“kemiskinan” berasal dari kata “miskin” yang artinya tidak berharta benda dan
serba kekurangan. Departemen Sosial dan Biro Pusat Statistik, mendefinisikan
sebagai ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk
hidup layak (BPS dan Depsos,2002).
Orang
disebut miskin jika dalam kadar tertentu sumber daya ekonomi yang mereka miliki
di bawah target atau patokan yang telah ditentukan. Yang dimaksud dengan
kemiskinan sosial adalah kurangnya jaringan sosial dan struktur sosial yang
mendukung orang untuk mendapatkan kesempatan - kesempatan agar produktivitasnya
meningkat. Dapat juga dikatakan bahwa kemiskinan sosial adalah kemiskinan yang
disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat sehingga mencegah dan
menghalangi seseorang untuk memanfaatkan kesempatan – kesempatan yang tersedia.
Adapun
faktor penyebab kemiskinan, yaitu:
1). Pendidikan
yang Rendah. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang
mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya.
Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan
keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.
2). Malas
Bekerja. Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan
seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.
3). Keterbatasan
Sumber Alam. Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber
alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering
dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya miskin.
4). Terbatasnya
Lapangan Kerja. Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi
kemiskinan bagi masyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan
lapangan kerja baru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil
kemungkinanya bagi masyarakat miskin karena keterbatasan modal dan
keterampilan.
5). Keterbatasan
Modal. Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapi
alat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang mereka miliki
dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.
6). Beban Keluarga. Seseorang yang
mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha
peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota
keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang harus
dipenuhi.
Sehingga
dari faktor penyebab kemiskinan ini tentunya menimbulkan dampak bagi
perekonomian Indonesia yaitu:
1. Pengangguran.
Sebagaimana kita
ketahui jumlah pengangguran terbuka tahun 2007 saja sebanyak 12,7 juta orang.
Jumlah yang cukup “fantastis” mengingat krisis multidimensional yang sedang
dihadapi bangsa saat ini.
Dengan banyaknya
pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak
bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mereka tidak mampu
memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan
daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan memberikan dampak secara
langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran
rata-rata.
2. Kekerasan.
Sesungguhnya
kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari pengangguran.
Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan
halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga
keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok,
menodong, mencuri, atau menipu [dengan cara mengintimidasi orang lain] di atas
kendaraan umum dengan berpura-pura kalau sanak keluarganya ada yang sakit dan
butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga dengan mudah ia mendapatkan uang dari
memalak.
3. Pendidikan.
Tingkat putus
sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini. Mahalnya biaya
pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah
atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat
mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja
mereka sudah kesulitan.
Akhirnya kondisi masyarakat
miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak
pada rendahya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi
kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Ini akan
menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak mampu bersaing di era
globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang.
4. Kesehatan.
Seperti kita
ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik
pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos
pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh
kalangan miskin.
5. Konflik
sosial bernuansa SARA.
Tanpa bersikap
munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi
miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M
Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan “keamanan” dan
perlindungan hukum dari negara, persoalan ekonomi-politik yang obyektif
disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjektif.
Berikut
ini data kemiskinan dari tahun 2012-2017 dari BPS yaitu:
Tahun
|
Jumlah
Penduduk Miskin (Juta Orang)
|
Persentase
Penduduk Miskin
|
Garis
Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
|
|||||
Kota
|
Desa
|
Kota+Desa
|
Kota
|
Desa
|
Kota+Desa
|
Kota
|
Desa
|
|
Maret 2012
|
10,65
|
18,49
|
29,13
|
8,78
|
15,12
|
11,96
|
267 408
|
229 226
|
September 2012
|
10,51
|
18,09
|
28,59
|
8,60
|
14,70
|
11,66
|
277 382
|
240 441
|
Maret 2013
|
10,33
|
17,74
|
28,07
|
8,39
|
14,32
|
11,37
|
289 042
|
253 273
|
September 2013
|
10,63
|
17,92
|
28,55
|
8,52
|
14,42
|
11,47
|
308 826
|
275 779
|
Maret 2014
|
10,51
|
17,77
|
28,28
|
8,34
|
14,17
|
11,25
|
318 514
|
286 097
|
September 2014
|
10,36
|
17,37
|
27,73
|
8,16
|
13,76
|
10,96
|
326 853
|
296 681
|
Maret 2015
|
10,65
|
17,94
|
28,59
|
8,29
|
14,21
|
11,22
|
342 541
|
317 881
|
September 2015
|
10,62
|
17,89
|
28,51
|
8,22
|
14,09
|
11,13
|
356 378
|
333 034
|
Maret 2016
|
10,34
|
17,67
|
28,01
|
7,79
|
14,11
|
10,86
|
364 527
|
343 647
|
September 2016
|
10,49
|
17,28
|
27,76
|
7,73
|
13,96
|
10,70
|
372 114
|
350 420
|
Maret 2017
|
10,67
|
17,10
|
27,77
|
7,72
|
13,93
|
10,64
|
385 621
|
361 496
|
September 2017
|
10,27
|
16,31
|
26,58
|
7,26
|
13,47
|
10,12
|
400 995
|
370 910
|
Data Kemiskinan di Indonesia dalam bentuk
Diagaram
Batang
Berdasarkan
data kemiskinan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan di Indonesia pada
tahun 2017 merupakan tingkat kemiskinan terendah dari 5 tahun sebelumnya.
Walaupun pemerintah sudah berhasil untuk menurunkan tingkat kemiskinan tetapi,
pemerintah tetap harus mengatasi masalah kemiskinan di Indonesia agar kualitas
hidup masyarakat di Indonesia menjadi lebih baik lagi yaitu dengan beberapa
cara berikut:
1. Menggerakan
sektor real melalui sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan program
Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Program ini sangat efektif dalam mengatasi amsalah kemiskinan di Indonesia.
2. Membuka
lapangan kerja yang seluas-luasnya untuk mengurangi jumlah pengangguran,
sebagai salah satu faktor penyebab kemiskinan di Indonesia.
3. Menghapuskan
tindakan korupsi yang membuat berbagai layanan untuk masyarakat terhambat
sehingga membuat masyarakat tidak bisa menerima haknya sebagai warna negara.
Akibatnya, kemiskinan di Indonesia semakin berkembang.
4. Meningkatkan
program zakat yang akan membantu menumbuhkan pemerataan kesejahteraan sekaligus
mengatasi kemiskinan di Indonesia di dalam masyarakat. Sehingga dapat mencegah
kesenjangan sosial dan tingkat kekayaan.
5. Menjaga
kestabilan harga kebutuhan pokok agar masyarakat memiliki kemampuan atau
memiliki daya beli untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
6. Menyediakan
beasiswa bagi siswa miskin pada semua jenjang pendidikan, mulai dari SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA, hingga perguruan tinggi. Juga menjadi salah satu solusi
mengatasi kemiskinan di Indonesia.
7. Memberikan
pelayanan rujukan bagi keluarga miskin secara gratis, tanpa biaya apa pun. Cara
mengatasi kemiskinan di Indonesia di bidang kesehatan ini berupa adanya kartu
jamkesmas.
8. Mendirikan
Balai Latihan Kerja (BLK) untuk masyarakat tidak mampu agar memiliki bekal
dalam terjun ke dunia kerja. Cara mengatasi kemiskinan di Indoensia ini sangat
ampuh diberdayakan di seluruh pelosok Indonesia.
9. Memberikan
subsidi atau bantuan kepada masyarakat tidak mampu, seperti Bantuan Langsung
Tunai (BLT), subsidi BBM, pengobatan gratis, dan sebagainya. Namun, dalam
pemberian bantuan ini sebaiknya memperhatikan kondisi masyarakat dan diberikan
secara bijak. Jangan sampai cara mengatasi kemiskinan di Indonesia ini malah
akan membuat masyarakat menjadi malas bekerja. Dan menggantungkan diri pada
bantuan pemerintah tersebut.
10. Memberikan
dana alokasi umum (DAU) agar pemerintah daerah dapat membantu mengentaskan
kemiskinan di Indonesia secara umum.
11. Melakukan
reformasi tanah untuk rakyat dengan menggalakkan program transmigrasi. Agar
masyarakat memiliki tanah yang diolah secara mandiri untuk meningkatkan perekonomian
keluarga.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar