BISNIS IMPIAN : AYAM BAKAR MAS MONO
MAKALAH
PENGANTAR
BISNIS
BISNIS
IMPIAN : AYAM BAKAR MAS MONO
Dalam
Rangka Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Pengantar Bisnis
Nama
Dosen: Sri Rakhmawati, SE.,MMA
Disusun
oleh:
Nama : Rudi Hady Saputra
NPM : 25217413
Kelas : 1EB02
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017
Kata
Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah tentang cerita bisnis impian “Ayam Bakar Mas Mono” dapat tersusun
hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Jakarta, Januari 2018
Penyusun
Kisah
Sukses Kuliner Ayam Bakar Mas Mono
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Dalam suatu
pemasaran banyak sekali bentuk dan macam-macam aneka ragam makanan dari yang kecil
hingga yang besar dan dari yang murah hingga sampai yang mahal. Dalam kebutuhan
sehari-hari banyak sekali aktivitas yang dijalani oleh setiap orang. Dengan
aktivitas yang semakin padat, membuat banyak orang membutuhkan asupan makanan
tambahan yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Makanan-makanan yang tersedia
dipasaran saat ini memang sudah beragam, tetapi umumnya makanan tersebut
bukanlah makanan khas Indonesia, serta harga yang ditawarkan juga kebanyakan
terlalu mahal. Salah satu makanan yang cukup sederhana, tetapi sangat cocok
menjadi makanan konsumsi untuk siang, sore, maupun malam hari, dan sekaligus
merupakan makanan yang juga cukup istimewa adalah "Ayam Bakar Mas Mono".
Dengan pembuatan Ayam Bakar yang dilakukan dengan cara yang sangat sederhana,
tetapi lebih higienis, serta akan dijual dengan harga yang sangat terjangkau,
maka tentunya hal ini akan menarik minat masyarakat untuk membelinya.
Keberadaan Ayam Bakar sebagai salah satu makanan dengan rasa yang enak, nikmat,
dan juga lezat memang telah dikenal dari kebanyakan orang, sehingga usaha ini
memang layak dikembangkan menjadi salah satu usaha kuliner di Indonesia. Dengan
hal tersebut, maka saya ingin menceritakan usaha makanan, yaitu usaha makanan
"Ayam Bakar Mas Mono" untuk berbagi cerita agar masyarakat tidak akan
pernah lupa dengan masakan khas Indonesia tersebut.
1.2 Tujuan
Penulisan
1.
Untuk berbagi cerita dan pengalaman
tentang kisah sukses dalam usaha bisnis kuliner.
2.
Untuk mengajak masyratkat agar mau mencoba
untuk berbisnis dengan tekad yang baik
3.
Untuk mengajak masyrakat untuk tidak
melupakan makanan khas Indonesia
4.
Memberikan inovasi dan alternatif makanan
kepada konsumen
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kisah
Bisnis
Kisah perjalanan
hidup A Pramono (34) mirip cerita sinetron. Belasan tahun lalu, ketika pria
kelahiran Madiun ini mengadu nasib ke Ibu Kota Jakarta, ia memulainya dengan
menjadi office boy di sebuah perusahaan swasta. Lalu ia beralih menjadi
pedagang ayam bakar di pinggir jalan. Ternyata sukses. Kini Pramono sudah
menjadi miliarder yang memiliki banyak usaha. “Kalau cerita saya dibikin
sinetron mungkin akan menarik,” kata pria pemilik usaha Ayam Bakar Mas Mono ini
ketika bercakap cakap dengan saya di salah satu kedainya di Jalan Tebet Raya No
57, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Namun, ayah satu
anak yang akrab dipanggil Mas Mono ini buru buru menambahkan bahwa sukses bisa
diraihnya setelah melewati proses yang cukup panjang. la meyakini, dalam hidup
ini tidak ada sesuatu yang instan. Artinya, kalau ingin sukses mesti lewat
perjuangan.
“Orang tidak tahu
dan mungkin tidak mau tahu, ketika memulai usaha ini saya harus ke pasar jam
tiga dinihari. Jam empat subuh sudah menyalakan kompor, ketika kebanyakan orang
masih tidur,” ujar Pramono.
Awalnya, suami
Nunung ini berjualan ayam bakar di pinggir Jalan Soepomo, Jakarta Selatan,
persisnya di seberang Universitas Sahid. Di tempat itu, setiap hari-kecuali
hari libur dia menggelar tenda, bangku dan meja untuk berdagang. Dengan memakai
kaus, celana gombrang dan sandal jepit, dia setia melayani pembeli yang datang
dari pagi sampai pukul 14.00. Sebagian pembelinya adalah mahasiswa dan orang
kantoran yang bekerja di wilayah tersebut.
“Tapi ya namanya
dagang kaki lima, ada gilirannya. Saya dagang dari pagi sampai siang. Dagangan
habis nggak habis saya harus tutup. Lalu, jam 14.00 diganti pedagang lain yang
menjual nasi goreng, pecel lele dan seafood,” tutur Pramono.
Pria yang
menamatkan S3 (maksudnya tamat SD, SMP, SMA) di Madiun ini belakangan akrab
dengan laptop karena dia menjadi salah seorang mentor nasional dari
Entrepreneur University (EU). Foto-foto lamanya itu menjadi salah satu bahan
presentasinya ketika membawakan materi tentang wirausaha. Menurut Pramono,
sejak dulu dia suka fotografi tapi hanya sebatas hobi. Bukan karena dia tahu
akari sukses. Jika diamati, foto Pramono saat masih berjualan di pinggir jalan
dan saat ditemui Warta Kota beberapa hari lalu, memang berbeda jauh. Dulu dia
terlihat kurus, sekarang tampak macho dan keren.
“Ya, bedalah Mas.
Dulu tidak terawat, sekarang terawat. Dulu nggak punya tabungan,sekarang
tabungan banyak di bank,” ujarnya sambil menunjukkan tabungannya yang pernah
mencapai persis Rp 1 miliar. Salah satu kebiasaan positif yang dimiliki Pramono
dan sangat memberi inspirasi adalah kesenangannya belajar sesuatu yang baru
untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Tahun 1999, ketika menjadi office boy di
sebuah perusahaan swasta, Pramono selalu memanfaatkan,waktu luangnya dengan
belajar komputer. Bukan bermain bermain game seperti kebanyakan orang. Sebab
dia tahu, dengan menguasai keterampilan itu kariernya bisa naik dan gajinya
juga akan lebih besar.
Pramono benar,
karena kariernya terus meningkat hingga akhirnya diangkat menjadi supervisor.
Meski jabatannya cukup tinggi tapi dia terus tertantang untuk meningkatkan taraf
hidupnya. Cita-citanya cuma satu, bagaimana caranya lebih membahagiakan
orang-orang yang dicintai, keluarga dan orangtuanya.
Akhirnya, tahun
2001 dia keluar dari perusahaan tersebut dan memulai usaha dengan berjualan
gorengan keliling di seputar,wilayah Pancoran, Jakarta Selatan. Langkahnya rada
ekstrem. Sebab, bagi Pramono, untuk memulai usaha tidak perlu banyak berpikir,
apalagi menghitung rugi laba. Yang terpenting adalah melakukan action.
“Banyak saudara
saya yang tidak terima dengan keputusan itu. Apalagi pada awal-awal berdagang,
omzetnya baru Rp 15.000 sampai Rp 20.000 per hari,” ujarnya. Meski menghadapi
banyak tantangan, Pramono tidak mau mundur. Sampai akhirnya dia mendapat lapak
kosong di seberang Universitas Sahid. Dengan modal Rp 500.000 untuk membeli
gerobak dan peralatan lainnya, termasuk ayam lima ekor, Pramono membuka
lembaran barunya dengan menjual ayam bakar. Namun karena belum mahir mendorong
gerobak, pernah suatu ketika ayam dagangan jatuh ke pasir. Terpaksa ayam
tersebut harus dibersihkan dulu.
“Kalau orang lain
mungkin sudah mikir macam-macam. Wah ini tanda sepi, nggak laku, karena baru
mau jualan ayamnya sudah jatuh, sial. Namun, kalau saya justru berpikir lain.
Wah, ini pertanda bagus, dagangan saya bakal laku. Sebab, saya menggunakan otak
kanan. Selalu optimis dan percaya diri” tegas Pramono. Terlepas dari peristiwa
itu, beberapa tahun kemudian usaha Ayam Bakar Mas Mono berkembang pesat. Dia
mempunyai 13 cabang dan dalam satu hari bisa menjual 1.000 ekor ayam. “Sampai
sekarang saya merasa seperti mimpi. Kok bisa ya,” kata Pramono.
Bila kita melihat
tempat makan tersebut kelihatan sempit sekali kira-kira berdiameter 3 x 5
meter. Tetapi yang bikin menariknya lagi tempat tersebut dipenuhi oleh
foto-foto para artis terkenal dan disertai tanda tangan yang rata-rata
mengatakan "ayam bakar mas mono uenak tenan..", diantaranya Cut Tari,
Indy Barens, Indra Bekti, Aming, Ello, Ferry Salim, Uya Kuya, dan masih banyak
lagi artis yang pernah makan ditempat tersebut. Tapi tempat bagi saya tidak
penting, tetapi yang paling penting adalah menyantap ayam bakarnya yang tiada
duanya, ujarnya. Dan lama kelamaan bisnis itu kini sudah mempunyai tujuh anak
cabang antara lain:
1. Jl. Soepomo, depan Universitas
Sahid
2. Jl. Tebet Timur Dalam No. 48
3. Jl. Pangadegan Selatan Raya
4. Jl. Pulo Nangka Barat II No. 86
5. Kantin Kampus ASMI - Pulo Mas
6. Jl. Inspeksi Saluran E 26 -
Kalimalang
Dan pusatnya
sendiri berada di Jl. Tebet Raya No. 57, Tebet - Jakarta Selatan. Telp.
92811166, Hp. 08128218674. Tempat tersebut buka pada jam 08.30 - 21.00. Ayam
bakar Mas Mono ini menerima pesanan..mulai dari tumpeng, nasi box, prasmanan
untuk pesta, sampai bazar.
Biasanya kalau
sudah masuk waktunya makan siang, tempat tersebut ramai sekali dengan
pengunjung mayoritas para karyawan, banyak pula para mahasiswa dan pelajar yang
makan di tempat tersebut. Saya jamin anda yang pernah merasakan kenikmatan rasa
dari ayam bakar Mas Mono ini akan menambah porsi makan, termasuk saya tentunya Dengan
Rp. 8.500,- saja, anda sudah bisa menyantap ayam bakar dan merasakan
kelezatannya yang tak tertandingi rasanya.
2.2 Proses
Pembuatannya
a.
Bahan-bahan untuk Resep Ayam Bakar Mas
Mono:
1. Satu
ekor ayam kampung kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian
2. Air
sebanyak 300 ml
3. Serai
yang dimemarkan sebesar 1 batang
4. Daun
jeruk sebanyak 1 lembar
5. Daun
salam sebanyak 1 lembar
6. Garam
sebanyak 1 sdt
7. Lengkuas
sebanyak 1 cm
8. Kunyit
sebanyak 2 cm
9. Bawang
merah sebanyak 3 pcs
10. Bawang
putih sebanyak 6 pcs
11. Gula
merah sebanyak 20 gram
12. Kemiri
sebanyak 3 butir
b.
Langkah-langkah Pembuatan Resep Ayam Bakar
Mas Mono :
1. Resep
ayam bakar Mas Mono ini dimulai dengan menghaluskan bumbu-bumbu, seperti garam,
kemiri, gula merah, kunyit, lengkuas, bawang merah, dan bawang putih. Anda bisa
menggunakan blender untuk menghaluskan bumbu-bumbu tersebut.
2. Setelah
itu lumuri potongan ayam dengan bumbu-bumbu halus tersebut dan masukkan ke
dalam wadah atau panci. Sisa bumbu juga dimasukkan ke dalam panci.
3. Tuang
air ke dalam panci. Kemudian masukkan serai, daun salam, dan daun jeruk.
Setelah itu rebus ungkepan ayam tersebut sampai ayam menjadi lunak dan airnya
menyusut. Sisa bumbu sebaiknya tidak dibuang karena masih bisa digunakan.
4. Siapkan
bara api kemudian bakar ayam. Tidak perlu terlalu lama karena sebenarnya ayam
sudah matang.
5. Hidangkan
ayam bakar bersama dengan bumbu sisa ungkepan yang sebelumnya direbus bersama
ayam.
2.3 Proses
Penjualannya
a.
Harga
Daftar Harga Ayam
Bakar Mas Mono
Menu
|
Harga
|
Nasi + Ayam Bakar
|
Rp. 20.000
|
Nasi + Ayam Bakar + Tempe/Tahu
|
Rp. 24.000
|
Nasi + Ayam Bakar + Tempe dan Tahu
|
Rp. 28.000
|
Ayam Bakar 1 potong
|
Rp. 14.500
|
Ayam Bakar 1 Ekor
|
Rp. 58.000
|
Nasi + Ayam Kremes
|
Rp. 20.000
|
Ayam Kremes 1 Ekor
|
Rp. 58.000
|
Ayam Kremes 1 potong
|
Rp. 14.500
|
Nasi Goreng perkedel
|
Rp. 17.000
|
Nasi Goreng Ati Ampla
|
Rp. 18.000
|
Daftar Harga Paket Katering Nasi Kotak
|
|
Menu
|
Harga
|
Paket A
|
Rp. 24.000
|
Paket B
|
Rp. 25.000
|
Paket C
|
Rp. 26.500
|
Paket D
|
Rp. 27.000
|
Paket E
|
Rp. 31.000
|
Keterangan
paket:
Paket
A: Nasi + Ayam + Perkedel + Toge + Mineral Cup
Paket
B : Nasi + Ayam + Perkedel + Sayur Asem + Mineral Cup
Paket
C : Nasi + Ayam + Tempe/Tahu + Toge + Mineral Cup
Paket
D : Nasi + Ayam + Tempe/Tahu + Sayur Asem + Mineral Cup
Paket
E : Nasi + Ayam + Tempe + Tahu + Sayur Asem + Mineral Cup
Selain menu utama tersebut, Ayam
Bakar Mas Mono juga menyediakan tumis toge, tumis kangkung, Tempe/Tahu Bacem
dan sate ati ampla. Untuk minumannya, tersedia aneka jus buah, milk shake, es
kelapa muda, es teller dan minuman lainnya.
b. Tempat
1.
Jl. Tebet Raya No. 57, Tebet - Jakarta Selatan(pusat)
2.
Jl. Soepomo, depan Universitas Sahid
3.
Jl. Tebet Timur Dalam No. 48
4.
Jl. Pangadegan Selatan Raya
5.
Jl. Pulo Nangka Barat II No. 86
6.
Kantin Kampus ASMI - Pulo Mas
7.
Jl. Inspeksi Saluran E 26 – Kalimalang
2.4 Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan
1. Rasanya enak
2. Harga Terjangkau
3. Tempatnya nyaman
4. Pelayanannya baik
b. Kekurangan
1. Makanan hanya didominasi oleh ayam.
2. Cabangnya belom menyeluruh
sehingga ada yang terlalu jauh dari lokasinya.
2.5 Permintaan
a. Permintaan Negatif, adalah jika
sebagian besar pasar tidak menyukai produk tertentu dan bahkan orang bersedia
mengeluarkan uang untuk menghindarinya. Tugas pemasaran yaitu harga yang lebih
rendah, promosi yang lebih baik, adanya menu baru dan dapat mengubah keyakinan
dan perilaku pasar.
b. Permintaan Positif, adalah jika
sebagian besar pasar menyukai produk tersebut dan bahkan orang bersedia
mengeluarkan uang untuk membelinya. Solusinya yaitu mempertahankan apa yang
telah disukai jika perlu di perbarui lagi.
c. Permintaan Tidak Teratur, adalah
terdapatnya permintaan yang berubah-ubah secara musiman atau harian bahkan
setiap jam, sehingga menimbulkan masalah kelebihan atau kekurangan kapasitas. Solusinya
yaitu mencari jalan untuk mengubah pola permintaan yang sama melalui penetapan
harga yang fleksibel, promosi dan insentif lainnya. Ini yang disebut dengan
synchromarketing.
d. Permintaan Teratur, adalah
terdapatnya permintaan yang sama atau tetap secara musiman atau harian bahkan
setiap jam, sehingga kapasitas yang keluar teratur atau sesuai harapan.
Solusinya yaitu penyediaan barang akan permintaan disesuaikan agar dapat
terpenuhi dengan baik atau teratur.
e. Permintaan Penuh, adalah bila
perusahaan mengalami kepuasan dengan volume bisnis mereka. Solusinya yaitu
mempertahankan tingkat permintaan saat ini ditengah perubahan preferensi
konsumen dan peningkatan persaingan.
f. Permintaan Tidak Penuh, adalah
bila perusahaan mengalami ketidakpuasan dengan volume bisnis mereka. Solusinya
yaitu menambah apa yang akan diminta oleh masyrakat agar terjadi permintaan
penuh dengan cara adanya menu yang unik sehingga menarik konsumen.
g. Permintaan Musiman, adalah Permintaan
kadang datang sesuai dengan musimnya. Dalam bisnis ini tidak mengalami
permintaan musiman karena ayam adalah makanan yang mudah atau sering kita
temui.
h. Permintaan Tidak Musiman, adalah
permintaan yang selalu ada, tidak mengalami ketergantungan akan suatu musim.
Solusinya yaitu memanfaatkannya sebaik mungkin dengan inovasi yang baik
terhadap suatu produk.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang saya ambil dari cerita tentang “Ayam Bakar
Mas Mono” adalah kerja keras yang di
lakukan oleh H. A Pramono atau yang biasa dipanggil Mas Mono itu tidak
setengah-tengah, tanpa kenal lelah dan putus asa beliau terus berusaha dan
tetap optimis untuk memperoleh keberhasilan yang di cita-citakannya. Walaupun banyak rintangan yang beliau hadapi
itu semua tidak menyurutkan semangat yang beliau miliki, dan hasil yang beliau
rasakan sekarang dapat di rasakan pula oleh masyarakat luas dari banyaknya
cabang ayam bakar yang beliau buka di berbagai daerah.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar